Pages

Search This Blog

Tuesday, May 8, 2012

MASJID AGUNG SUMENEP (2)


Arsitektur Masjid Sumenep
Masjid Agung Sumenep merupakan salah satu masjid dari sepuluh masjid tertua atau kuno di Indonesia. Menurut Heuken(2003: 16) “Dalam UU No. 5 tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya, untuk menetapkan usia bangunan tua yang mesti dilindungi karena sudah menjadi warisan budaya yang mesti dilindungi adalah 50 tahun. Usia ini sebenarnya terlalu pendek untuk menyatakan sebuah masjid sudah tua apalagi kuno. Dan, jika ukuran usia itu dipergunakan, maka menurut sebuah perkiraan terdapat lebih dari 10.000 masjid tua dan kuno di seluruh Indonesia”.
            Masjid Agung Sumenep memiliki corak arsitektur yang sangat menarik. Terdapat berbagai perpaduan budaya dalam pembangunan masjid ini, yaitu perpaduan arsitektur khas Madura, Cina, Arab, Persia, Jawa, India, dan Eropa. Hal ini dikarenakan banyak terdapat berbagai macam etnis, sehingga membentuk struktur bangunan lengkap dengan ornamen yang menghias bangunan ini secara keseluruhan.
            Struktur bangunan secara keseluruhan menggambarkan tatanan kehidupan masyarakat yang rumit di saat itu. Jalinan hubungan antaretnik yang hidup di Madura dapat disaksikan dari bangunan utuh dari sosok masjid Agung Sumenep ini.
            Model akulturasi budaya yang ada di masa silam, secara jelas masih bisa dinikmati sekarang. Yaitu dengan melihat kekayaan detil arsitektural yang ada di masjid Jami’ Sumenep. Walaupun pada sekitar tahun 90-an masjid ini mengalami pengembangan, dengan renovasi pada pelataran depan, kanan dan kirinya. Namun demikian tidak mengurangi eksotismenya hingga sekarang.

1.       Pintu gerbang Masjid Agung Sumenep
Pada bagian depan, dengan pintu gerbang yang seperti gapura besar, beberapa orang berpendapat juga menampakkan adanya corak kebudayaan Portugis. Konon, masjid Agung Sumenep merupakan salah satu dari sepuluh masjid tertua di Indonesia dengan corak arsitektur yang khas. Corak perpaduan budaya Portugis atau budaya Eropa sangat kental jika dilihat dari hiasan yang ada pada dinding pintu gerbang masjid ini. Sepintas kita amati, bentuk bangunan pintu gerbang Masjid Agung Sumenep ini hampir menyerupai bentuk bangunan benteng.


2.       Pintu masuk Masjid Agung Sumenep
Pada pintu masuk masjid, dapat kita jumpai daun pintu yang bercorak ukiran asli Madura. Pintu masuk tersebut memiliki warna hijau tua yang sangat kontras dengan pilar atau tiang penyangga pada teras masjid, namun menjadikan bangunan ini indah dan bagus.

3.       Tempat ibadah di dalam Masjid Agung Sumenep
Dalam tempat ibadah Masjid Agung Sumenep, terdapat ornamen yang dipertegas dengan warna-warna menyala, menggambarkan corak bangunan dari Gujarat-Cina. Semakin kental atmosfirnya ketika berada di bagian dalam bangunan utama, karena terdapat berbagai hiasan keramik Cina berwarna biru yang sangat indah.
1.       Mimbar
Mimbar yang berada pada Masjid Agung Sumenep ini digunakan untuk Sholat Jumat. Namun, untuk ciri khas pada mimbar, Masjid Agung Sumenep tidak memiliki ciri khusus, melainkan sama seperti mimbar masjid pada umumnya.
2.       Mihrab
Mihrab Masjid Agung Sumenep yang berusia 799 tahun ini, memiliki sejarah yang sangat besar. Dengan ciri khas demikian, maka Masjid Agung Sumenep sangatlah mungkin dijadikan salah satu Benda Cagar Budaya.
  
4.       Kubah
Menurut Soebadyo (2002: 95), “FDK Bosch membandingkan bentuk kubah masjid dengan brahmamula, tempat inti kesatuan Ilahi dalam alam semesta Hindu”. Bangunan bersusun dengan puncak bagian atas menjulang tinggi mengingatkan bentuk-bentuk candi yang menjadi warisan masyarakat Jawa. Kubah Masjid Agung Sumenep berbentuk tajuk juga merupakan kekayaan alami pada desain masyarakat Jawa. Kubah kecil di puncak bangunan yang ada di sudut kanan-kiri halaman masjid, sangat mungkin mewakili arsitektur Arab-Persia. Penerapannya tidak semata-mata, terdapat sejumlah modifikasi yang berkembang seiring dengan kebutuhan masyarakat setempat.

5.       Tiang-tiang penyangga
Selain berbagai ornamen yang bercorak khas Cina, pada bagian dalam Masjid ini juga terdapat banyak tiang-tiang atau pilar yang memperkokoh bentuk bangunan Masjid Agung Sumenep. Tiang-tiang ini tentu saja berbeda dengan tiang penyangga(soko guru dan soko tatal) dari Masjid Agung Demak.

No comments:

Post a Comment