RAHASIA 17 AGUSTUS 1945 YANG TIDAK DIKETAHUI
|
Tujuh belas Agustus merupakan hari besar kemerdekaan
bangsa Indonesia. Pada tanggal tersebut, 65 tahun yang lalu merupakan hari
paling bersejarah negeri ini karena di hari itulah merupakan awal dari
kebangkitan rakyat Indonesia dalam melawan penjajahan sekaligus penanda
awalnya revolusi. Namun, ada beberapa hal menarik seputar hari kemerdekaan
negeri kita tercinta ini yang sayang jika belum Anda ketahui.
1. Soekarno Sakit Saat Memproklamasikan Kemerdekaan
Pada 17 Agustus 1945 pukul 08.00 (2 jam sblm
pembacaan teks Proklamasi), ternyata Bung Karno masih tidur nyenyak di
kamarnya, di Jalan Pegangsaan Timur 56, Cikini. Dia terkena gejala malaria
tertiana. Suhu badannya tinggi dan sangat lelah setelah begadang bersama para
sahabatnya menyusun konsep naskah proklamasi di rumah Laksamana Maeda. Saat
itu, tepat di tengah2 bulan puasa Ramadhan.
‘Pating greges’, keluh Bung Karno setelah
dibangunkan dr Soeharto, dokter kesayangannya. Kemudian darahnya dialiri
chinineurethan intramusculair dan menenggak pil brom chinine. Lalu ia tidur
lagi. Pukul 09.00, Bung Karno terbangun. Berpakaian rapi putih-putih dan menemui
sahabatnya, Bung Hatta.
Tepat pukul 10.00, keduanya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dari serambi rumah. ‘Demikianlah Saudara-saudara! Kita sekalian telah merdeka!’, ujar Bung Karno di hadapan segelintir patriot-patriot sejati. Mereka lalu menyanyikan lagu kebangsaan sambil mengibarkan bendera pusaka Merah Putih. Setelah upacara yang singkat itu, Bung Karno kembali ke kamar tidurnya; masih meriang. Tapi sebuah revolusi telah dimulai. 2. Upacara Proklamasi Kemerdekaan Dibuat Sangat Sederhana
Upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ternyata
berlangsung tanpa protokol, tak ada korps musik, tak ada konduktor, dan tak
ada pancaragam. Tiang bendera pun dibuat dari batang bambu secara kasar,
serta ditanam hanya beberapa menit menjelang upacara. Tetapi itulah,
kenyataan yang yang terjadi pada sebuah upacara sakral yang dinanti-nanti
selama lebih dari 300 tahun.
3. Bendera dari Seprai
Bendera Pusaka Sang Merah Putih adalah bendera resmi
pertama bagi RI. Tetapi dari apakah bendera sakral itu dibuat? Warna putihnya
dari kain sprei tempat tidur dan warna merahnya dari kain tukang soto!
4. Akbar Tanjung Jadi Menteri Pertama “Orang Indonesia Asli”
Setelah merdeka 43 tahun, Indonesia baru memiliki
seorang menteri pertama yang benar-benar ‘orang Indonesia asli’. Karena semua
menteri sebelumnya lahir sebelum 17 Agustus 1945. Itu berarti, mereka pernah
menjadi warga Hindia Belanda dan atau pendudukan Jepang, sebab negara hukum
Republik Indonesia memang belum ada saat itu. ‘Orang Indonesia asli’ pertama yang
menjadi menteri adalah Ir Akbar Tanjung (lahir di Sibolga, Sumatera Utara, 30
Agustus 1945), sebagai Menteri Negara Pemuda dan Olah Raga pada Kabinet
Pembangunan (1988-1993)
5. Kalimantan
Dipimpin 3 Kepala Negara
Menurut Proklamasi 17 Agustus 1945, Kalimantan
adalah bagian integral wilayah hukum Indonesia. Kenyataannya, pulau tersebut
paling unik di dunia. Di pulau tersebut, ada 3 kepala negara yang memerintah!
Presiden Soeharto (memerintah 4 wilayah provinsi), PM Mahathir Mohamad (Sabah
dan Serawak) serta Sultan Hassanal Bolkiah (Brunei).
6. Setting
Revolusi di Indonesia Diangkat Ke Film
Ada lagi hubungan erat antara 17 Agustus dan
Hollywood. Judul pidato 17 Agustus 1964, ‘Tahun Vivere Perilocoso’ (Tahun
yang Penuh Bahaya), telah dijadikan judul sebuah film – dalam bahasa Inggris;
‘The Year of Living Dangerously’. Film tersebut menceritakan pegalaman
seorang wartawan Australia yg ditugaskan di Indonesia pada 1960-an, pada
detik2 menjelang peristiwa berdarah th 1965. Pada 1984, film yang dibintangi
Mel Gibson itu mendapat Oscar untuk kategori film asing!
7. Naskah Asli Proklamasi Ditemukan di Tempat Sampah
Naskah asli teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
yang ditulis tangan oleh Bung Karno dan didikte oleh Bung Hatta, ternyata
tidak pernah dimiliki dan disimpan oleh Pemerintah! Anehnya, naskah historis
tersebut justru disimpan dengan baik oleh wartawan BM Diah. Diah menemukan
draft proklamasi itu di keranjang sampah di rumah Laksamana Maeda, 17 Agustus
1945 dini hari, setelah disalin dan diketik oleh Sajuti Melik.Pada 29 Mei
1992, Diah menyerahkan draft tersebut kepada Presiden Soeharto, setelah
menyimpannya selama 46 tahun 9 bulan 19 hari.
8. Soekarno
Memandikan Penumpang Pesawat dengan Air Seni
Rasa-rasanya di dunia ini, hanya the founding
fathers Indonesia yang pernah mandi air seni. Saat pulang dari Dalat
(Cipanasnya Saigon), Vietnam, 13 Agustus 1945, Soekarno bersama Bung Hatta,
dr Radjiman Wedyodiningrat dan dr Soeharto (dokter pribadi Bung Karno)
menumpang pesawat fighter bomber bermotor ganda. Dalam perjalanan, Soekarno
ingin sekali buang air kecil, tetapi tak ada tempat. Setelah dipikir, dicari
jalan keluarnya untuk hasrat yang tak tertahan itu. Melihat lubang-lubang
kecil di dinding pesawat, di situlah Bung Karno melepaskan hajat kecilnya.
Karena angin begitu kencang sekali, bersemburlah air seni itu dan membasahi
semua penumpang.
9. Negatif
Film Foto Kemerdekaan Disimpan Di Bawah Pohon
Berkat kebohongan, peristiwa sakral Proklamasi 17
Agustus 1945 dapat didokumentasikan dan disaksikan oleh kita hingga kini.
Saat tentara Jepang ingin merampas negatif foto yang mengabadikan peristiwa penting
tersebut, Frans Mendoer, fotografer yang merekam detik-detik proklamasi,
berbohong kepada mereka. Dia bilang tak punya negatif itu dan sudah
diserahkan kepada Barisan Pelopor, sebuah gerakan perjuangan. Mendengar
jawaban itu, Jepang pun marah besar. Padahal negatif film itu ditanam di
bawah sebuah pohon di halaman Kantor harian Asia Raja. Setelah Jepang pergi,
negatif itu diafdruk dan dipublikasi secara luas hingga bisa dinikmati sampai
sekarang. Bagaimana kalau Mendoer bersikap jujur pada Jepang?
10. Bung
Hatta Berbohong Demi Proklamasi
Kali ini, Bung Hatta yang berbohong demi proklamasi.
Waktu masa revolusi, Bung Karno memerintahkan Bung Hatta untuk meminta
bantuan senjata kepada Jawaharlal Nehru. Cara untuk pergi ke India pun
dilakukan secara rahasia. Bung Hatta memakai paspor dengan nama ‘Abdullah,
co-pilot’. Lalu beliau berangkat dengan pesawat yang dikemudikan Biju
Patnaik, seorang industrialis yang kemudian menjadi menteri pada kabinet PM
Morarji Desai. Bung Hatta diperlakukan sangat hormat oleh Nehru dan diajak bertemu
Mahatma Gandhi.
Nehru adalah kawan lama Hatta sejak 1920-an dan
Dandhi mengetahui perjuangan Hatta. Setelah pertemuan, Gandhi diberi tahu
oleh Nehru bahwa ‘Abdullah’ itu adalah Mohammad hatta. Apa reaksi Gandhi? Dia
marah besar kepada Nehru, karena tidak diberi tahu yang sebenarnya.’You are a
liar !’ ujar tokoh kharismatik itu kepada Nehru.
|
Nehru adalah kawan lama Hatta sejak 1920-an dan Dandhi
mengetahui perjuangan Hatta. Setelah pertemuan, Gandhi diberi tahu oleh Nehru
bahwa ‘Abdullah’ itu adalah Mohammad hatta. Apa reaksi Gandhi? Dia marah besar
kepada Nehru, karena tidak diberi tahu yang sebenarnya.’You are a liar !’ ujar
tokoh kharismatik itu kepada Nehru.